Kabupaten Banjarnegara
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lambang Kabupaten Banjarnegara ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦨꦚ꧀ꦗꦂꦤꦼꦒꦫ Moto: Wani Memetri Rahayuning Praja | |
Peta lokasi Kabupaten Banjarnegara ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦨꦚ꧀ꦗꦂꦤꦼꦒꦫ Koordinat: 7° 12' -7° 31' LS dan 109° 29' -109° 45' BT | |
Provinsi | Jawa Tengah |
Dasar hukum | UU No. 13/1950 |
Ibu kota | Banjarnegara |
Pemerintahan | |
- Bupati | H. Sutedjo Slamet Utomo, S.H., M.Hum. (2011-2016) |
- DAU | Rp763.426.566.000.-(2013)[1] |
Luas | 1.069,71 km2 |
Populasi | |
- Total | 916.875 jiwa |
- Kepadatan | 857,12 jiwa/km2 |
Demografi | |
- Kode area telepon | 0286 |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 20 |
- Kelurahan | 12 |
- Desa | 266 |
Simbol khas daerah | |
- Flora resmi | Kayu manis cina |
- Fauna resmi | Pelatuk bawang |
- Situs web | banjarnegarakab |
"Banjarnegara" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat Banjarnegara (disambiguasi).
Kabupaten Banjarnegara (Bahasa Jawa: Hanacaraka, ꦨꦚ꧀ꦗꦂꦤꦼꦒꦫ), adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibukotanya namanya juga Banjarnegara. Kabupaten Banjarnegara terletak di antara 7° 12' - 7° 31' Lintang Selatan dan 109° 29' - 109° 45'50" Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah 106.970,997 ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang di Utara, Kabupaten Wonosobo di Timur, Kabupaten Kebumen di Selatan, dan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga di Barat.
Daftar isi
[sembunyikan]Geografi[sunting | sunting sumber]
Bentang alam berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografis, wilayah ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
- Zona Utara, adalah kawasan pegunungan yang merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, Pegunungan Serayu Utara. Daerah ini memiliki relief yang curam dan bergelombang. Di perbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang terdapat beberapa puncak, seperti Gunung Rogojembangan dan Gunung Prahu. Beberapa kawasan digunakan sebagai objek wisata, dan terdapat pula pembangkit listrik tenaga panas bumi. Zona sebelah utara meliputi kecamatan Kalibening, Pandanarum, Wanayasa, Pagentan, Pejawaran, Batur, Karangkobar, Madukara
- Zona Tengah, merupakan zona Depresi Serayu yang cukup subur. Bagian wilayah ini meliputi kecamatan Banjarnegara, Ampelsari, Bawang, Purwanegara, Mandiraja, Purworejo Klampok, Susukan, Wanadadi, Banjarmangu, Rakit
- Zona Selatan, merupakan bagian dari Pegunungan Serayu Selatan, merupakan daerah pegunungan yang memiliki relief curam meliputi kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, Sigaluh, Mandiraja, Bawang, Susukan.
Topografi[sunting | sunting sumber]
Topografi wilayah ini sebagian besar (65% lebih) berada di ketinggian antara 100 s/d 1000 meter dari permukaan laut. Secara rinci pembagian wilayah berdasarkan topografi.
- Kurang dari 100 m dari permukaan air laut, meliputi luas 9,82 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Susukan dan Purworejo Klampok, Mandiraja, Purwanegara dan Bawang.
- Antara 100 – 500 m dari permukaan air laut, meliputi luas 37,04 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Punggelan, Wanadadi, Rakit, Madukara, sebagian Susukan, Mandiraja, Purwanegara, Bawang, Pagedongan, Banjarmangu dan Banjarnegara.
- Antara 500 -1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 28,74% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Sigaluh, sebagian Banjarnegara, Pagedongan dan Banjarmangu.
- Lebih dari 1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 24,40% dari seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi kecamatan Pejawaran, Batur, Wanayasa, Kalibening, Pandanarum, Karangkobar dan Pagentan.
Sungai Serayu mengalir menuju ke Barat, serta anak-anak sungainya termasuk Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi. Sungai tersebut dimanfaatkan sebagai sumber irigasi pertanian.
Wilayah kabupaten Banjarnegara memiliki iklim tropis, dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/tahun, serta suhu rata-rata 20°- 26 °C.
Pembagian administratif[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Banjarnegara terdiri atas 20 kecamatan, yang dibagi lagi atas 266 desa dan 12 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Banjarnegara, untuk Kecamatan Terluas adalah Kecamatan Punggelan yang juga memiliki penduduk terbanyak.
Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara adalah:
- Banjarmangu
- Banjarnegara
- Batur
- Bawang
- Kalibening
- Karangkobar
- Madukara
- Mandiraja
- Pagentan
- Pagedongan
- Pandandarum
- Pejawaran
- Punggelan
- Purwanegara
- Purworejo Klampok
- Rakit
- Sigaluh
- Susukan
- Wanadadi
- Wanayasa
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Terdapat beberapa sekolah favorit dan sudah berstandar nasional antara lain :
- SMK Negeri 1 Bawang
- SMK Tamansiswa Banjarnegara
- SMK Negeri 2 Bawang
- SMK Cokroaminoto 2 Banjarnegara
- SMK Negeri 1 Punggelan
- SMK Negeri 1 Wanayasa
- SMA Negeri 1 Banjarnegara
- SMA Negeri 1 Purwareja klampok
- SMA Negeri 1 Purwanegara
- SMA Negeri 1 Bawang
- SMA Negeri 1 Wanadadi
- SMP Negeri 2 Wanadadi
- SMA Negeri 1 Karangkobar
- MAN Negeri 1 Banjarnegara
- MAN Negeri 2 Banjarnegara
- SMP Negeri 1 Banjarnegara
- SMP Negeri 2 Banjarnegara
- SMP Negeri 1 Mandiraja
- SMP Negeri 1 Purwanegara
- SMP Negeri 2 Purwanegara
- SMP Negeri 3 Purwanegara
- SMP Negeri 4 Purwanegara
- SMP Negeri 1 Karangkobar
- SMP Negeri 1 Susukan
- SMP Negeri 1 Bawang
- SMP Negeri 2 Bawang
di Banjarnegara juga terdapat perguruan tinggi baik negeri maupun swasta antara lain:
Pendidikan formal | TK atau RA | SD atau MI | SMP atau MTs | SMA atau MA | SMK | Perguruan tinggi | Lainnya | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Negeri | 3 | 657 | 95 | 10 | 4 | 0 | 0 | |||||
Swasta | 539 | 210 | 49 | 17 | 13 | 2 | 0 | |||||
Total | 542 | 867 | 144 | 27 | 17 | 2 | 0 | |||||
Data sekolah di Kabupaten Banjarnegara Sumber:[2] |
Kesehatan[sunting | sunting sumber]
Rumah Sakit yang memiliki fasilitas yang memadai di antaranya:
Tempat Penginapan[sunting | sunting sumber]
Di Kabupaten Banjarnegara Terdapat banyak hotel yang menjadi pilihan, baik yang berbintang maupun yang belum, di antaranya :
- Hotel Central Banjarnegara
- Hotel Surya Yudha
- Hotel Garuda Banjarnegara
- Hotel Asri Banjarnegara
- Hotel Sokanandi Banjarnegara
Perbelanjaan[sunting | sunting sumber]
- Modern
- Dieng Swalayan
- Depo Pelita
- Surya Swalayan
- Pasar besar
- Pasar Kota Banjarnegara
- Pasar Salak Banjarnegara
- Pasar Wage Banjarnegara
- Pasar Hewan Petambakan
- Pasar Gripit, Banjarmangun
- Pasar Karangkobar
- Pasar Kalibening
- Pasar Batur
- Pasar Lawen, Pandanarum
- Pasar Manis, Punggelan
- Pasar Pon Danakerta, Punggelan
- Pasar Wanadadi
- Pasar Lengkong, Rakit
- Pasar Rakit
- Pasar Purwanegara
- Pasar Mandiraja
- Pasar Purwareja Klampok
- Pasar Brengkok
Transportasi[sunting | sunting sumber]
Banjarnegara dilalui jalan provinsi yang menghubungkan antara Banyumas dengan Magelang dan Semarang. Klampok merupakan persimpangan jalur menuju Purbalingga dan Banyumas. Selain itu terdapat jalan provinsi yang menghubungkan Banjarnegara dengan Batang, melintasi Dataran Tinggi Dieng.
Angkutan bis antarkota yang melewati Banjarnegara antara lain adalah jurusan Solo-Bawen-Wonosobo-Purwokerto, Semarang-Bawen-Wonosobo-Purwokerto, Wonosobo-Banjarnegara-Bandung, Wonosobo-Banjarnegara-Banyumas serta Banjarnegara-Jakarta.
Alternatif lain adalah menggunakan jasa angkutan travel yang antara lain dilayani adalah:
- Jakarta - Purwokerto - Banjarnegara - Wonosobo
- Bandung - Purwokerto - Banjarnegara - Wonosobo
- Purwokerto - Banjarnegara - Semarang
- Purwokerto - Banjarnegara - Yogyakarta
- Purwokerto - Banjarnegara - Semarang - Surabaya
Alternatif angkutan di dalam kota Banjarnegara adalah menggunakan angkutan kota (angkot), becak, dan dokar.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Dalam perang Diponegoro, R.Tumenggung Dipoyudo IV berjasa kepada pemerintah mataram, sehingga di usulkan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono VII untuk di tetapkan menjadi bupati banjar berdasarkan Resolutie Governeor General Buitenzorg tanggal 22 agustus 1831 nomor I, untuk mengisi jabatan Bupati Banjar yang telah dihapus setatusnya yang berkedudukan di Banjarmangu dan dikenal dengan Banjarwatulembu. Usul tersebut disetujui.
Persoalan meluapnya Sungai Serayu menjadi kendala yang menyulitkan komunikasi dengan Kasunanan Surakarta. Kesulitan ini menjadi sangat dirasakan menjadi beban bagi bupati ketika dia harus menghadiri Pasewakan Agung pada saat-saat tertentu di Kasultanan Surakarta. Untuk mengatasi masalah ini diputuskan untuk memindahkan ibukota kabupaten ke selatan Sungai Serayu. Daerah Banjar (sekarang Kota Banjarnegara) menjadi pilihan untuk ditetapkan sebagai ibukota yang baru. Kondisi daerah yang baru ini merupakan persawahan yang luas dengan beberapa lereng yang curam. Di daerah persawahan (Banjar) inilah didirikan ibukota kabupaten (Negara) yang baru sehingga nama daerah ini menjadi Banjarnegara (Banjar : Sawah, Negara : Kota).
R.Tumenggung Dipoyuda menjabat Bupati sampai tahun 1846, kemudian diganti R. Adipati Dipodiningkrat, tahun 1878 pensiun. Penggantinya diambil dari luar Kabupaten Banjarnegara. Gubermen (pemerintahan) mengangkat Mas Ngabehi Atmodipuro, patih Kabupaten Purworejo(Bangelan) I Gung Kalopaking di panjer (Kebumen) sebagai penggantinya dan bergelar Kanjeng Raden Tumenggung Jayanegara I. Dia mendapat ganjaran pangkat "Adipati" dan tanda kehormatan "Bintang Mas" Tahun 1896 dia wafat diganti putranya Raden Mas Jayamisena, Wedana distrik Singomerto (Banjarnegara) dan bergelar Kanjeng Raden Tumenggung JayanegaraII. Dari pemerintahan Belanda Raden Tumenggung Jayanegara II mendapat anugrah pangkat "Adipati Aria" Payung emas Bintang emas besar, Officer Oranye. Pada tahun 1927 dia berhenti, pensiun. Penggantinya putra dia Raden Sumitro Kolopaking Purbonegoro, yang juga mendapat anugrah sebutan Tumenggung Aria, dia keturunan kanjeng R. Adipati Dipadingrat, berarti kabupaten kembali kepada keturunan para penguasa terdahulu. Di antarapara Bupati Banjarnegara, Arya Sumitro Kolopaking yang menghayati 3 zaman, yaitu zaman Hindia Belanda, Jepang dan RI, dan menghayati serta menangani langsung Gelora Revolusi Nasional (1945 - 1949). Ia mengalami sebutan "Gusti Kanjeng Bupati", lalu "Banjarnegara Ken Cho" dan berakhir "Bapak Bupati". Selanjutnya yang menjadi Bupati setelah Raden Aria Sumtro Kolopaking Purbonegoro ialah : R. Adipati Dipadiningrat (1846-1878)
- Mas Ngabehi Atmodipuro (1878-1896)
- Raden Mas Jayamisena (1896-1927)
- Raden Sumitro Kolopaking Purbonegoro (1927-1949)
- Raden Sumitro, Tahun 1949 - 1959.
- Raden Mas Soedjirno, Tahun 1960 - 1967.
- Raden Soedibjo, Tahun 1967 - 1973.
- Drs. Soewadji, Tahun 1973 - 1980.
- Drs.H. Winarno Surya Adisubrata, Tahun 1980 - 1986.
- H. Endro Soewarjo, Tahun 1986 - 1991.
- Drs.H.Nurachmad, Tahun 1991 - 1996.
- Drs.H.Nurachmad, tahun 1996 - 2001.
- Drs.Ir. Djasri, MM, MT dan Wabup : Drs. Hadi Supeno, Msi, tahun 2001-2006
- Drs.Ir. Djasri, MM, MT dan Wabup : Drs. Soehardjo. MM, tahun 2006-2011
- Sutedjo dan Wabup : Hadi Supeno tahun 2011-2016
Lambang[sunting | sunting sumber]
Tanggal 17 Agustus 1967 merupakan tanggal bersejarah bagi rakyat Banjarnegara yang ditandai pembukaan selubung Lambang Daerah Kabupaten Banjarnegara oleh Bupati Banjarnegara ke-7, M.Soedjirno, di ruang sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong (DPRDGR), setelah disahkan DPRDGR Kabupaten Banjarnegara 11 Agustus 1967.
Lambang Daerah tersebut dibuat oleh panitia khusus DPRDGR, ditambah gambar dari pemenang kedua dan pemenang harapan Sayembara Lambang Banjarnegara yang terdiri dari: R. Soenardi (Ketua merangkap anggota), Moh. Kosim (Wakil ketua merangkap anggota), Soetarno (anggota), Soedijono Tjokrosapoetra (anggota), dan Marchaban Mangunhardjo (anggota). Panitia khusus tersebut dibentuk berdasarkan Surat Keputusan DPRDGR Banjarnegara No. 145/17/DPRDGR-66 tertanggal 9 Desember 1966.
Arti lambang[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjarnegara Nomor 11 Tahun 1988 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tentang Lambang Daerah, Banjarnegara memiliki sesanti (semboyan) yang berbunyi Wani Memetri Rahayuning Praja. Maknanya; Segenap Warga Daerah Banjarnegara bertekad bulat melestarikan kemakmuran menuju kebahagiaan lahir batin bagi rakyat dan pemerintahannya.
Makanan khas Banjarnegara[sunting | sunting sumber]
Makanan khas Banjarnegara antara lain:
- Dawet Ayu
- Tempe Mendhoan
- Combro Kering
- Bakso (bukan merupakan asli Banjarnegara, melainkan dibawa oleh pendatang dari Wonogiri)
- Apem Madukara
- Jenang Salak Madukara
- Buntil (di pasar tersedia banyak)
- Jipang
- Keripik kentang Batur
- Keripik Mujahir dari Luwung
Obyek Wisata di Banjarnegara[sunting | sunting sumber]
Obyek wisata yang ada di Banjarnegara, antara lain:
- Obyek Wisata Dataran Tinggi Dieng
- Taman Rekreasi Marga Satwa Serulingmas
- Arung Jeram Sungai Serayu
- Bendungan Panglima Besar Jenderal Soedirman
- Curug Pitu
- Surya Yudha Park
- Serayu Park
- Curug Muncar
- Gunung Tampomas
- Gunung Lanang
- Wadas Tumpang
Tokoh dari Banjarnegara[sunting | sunting sumber]
- M. Ma'ruf, Mantan Menteri Dalam Negeri dalam Kabinet Indonesia Bersatu (2004 s/d 2007)' lantas digantikan oleh H. Mardiyanto
- Ebiet G. Ade, Penyanyi lagu-lagu balada di era 70an hingga sekarang
- Chris John, Petinju dengan nama lengkap Yohannes Christian John, atau lebih dikenal sebagai Chris John adalah seorang petinju Indonesia. Ia tercatat sebagai petinju Indonesia kelima yang berhasil meraih gelar juara dunia, setelah Ellyas Pical, Nico Thomas, Ajib Albarado dan Suwito Lagola
- Herry Suhardiyanto, peneliti dan rektor Institut Pertanian Bogor
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses tanggal 2013-02-15.
- ^ Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Banjarnegara (2010/2011)